Sabtu, 02 Juni 2012

Memansang Button Button Tweet-me / Re-Tweet

Cara memasang Button Button Tweet-me/ Re-Tweet ini saya ambil dari blog o-om diamana blog beliau yang memberikan pertama kali tutorial bagaimana meningkatkan traffic dengan twitter dan cara memasang Button Tweet-me / Re-Tweet, dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan twitter maka ini merupakan salah satu peluang untuk mendulang traffic atau pengunjung dari sana, nah berikut ini saya berikan caranya yang saya copas dari blog o-om.

Untuk memasang button Tweet-me ini sangat mudah, pertama masuk kehalaman EDIT HTML, kemudian beri tanda centang pada Expand Template Widget. Kalo sudah, cari kode yang warna merah dan letakan kode button warna hijau tepat dibawahnya


<div class='post-header-line-1'/>

<div style='float:right; margin-left:10px;'>
<script type='text/javascript'>
tweetmeme_url = &#39;<data:post.url/>&#39;
</script>
<script src='http://tweetmeme.com/i/scripts/button.js' type='text/javascript'> </script>
</div>


Hampir sama dengan cara diatas, memasang button Retweet ini juga sangat mudah, pertama masuk kehalaman EDIT HTML, kemudian beri tanda centang pada Expand Template Widget. Kalo sudah, cari kode yang warna merah dan letakan kode button warna hijau tepat dibawahnya.


<div class='post-header-line-1'/>




<script type="text/javascript">
url = '<data:post.url>';
</script>
<script type="text/javascript" src="http://www.retweet.com/static/retweets.js"></script>


Jika ingin ukuran kecil:
<script type="text/javascript">
url = '<data:post.url>';
size = 'small';
</script>
<script type="text/javascript" src="http://www.retweet.com/static/retweets.js"></script>
Sedikit informasi, Tweet-me atau Re-tweet memiliki nilai counter tersendiri untuk menilai seberapa banyak link kita yang telah dibagikan oleh pembaca. kita dapat melihat nilai tersebut langsung pada buttonnya.

Selamat mencoba ya, buat o-om makasih tutorialnya



lihat lainnya disini

Cara Pasang Adsense di bawah Judul posting


tips belajar blog buat pemulaCara Pasang Adsense di bawah Judul postingan atau pasang iklan di bawah judul posting - lama bener ya ga update Tips blogging, nah kali ini untuk memaksimalkan hasil dari GA alias google adsense saya disini akan memberikan kepada anda sekalian cara memasang adsense di bawah Judul Posting agar iklan adsense kita keluar saat orang klik judul dan peletakanya dibawah Judul posting, hanya sekedar mengingatkan kita juga sudah pernah membahas mengenai memasang adsense atau iklan di bawah postingan, dan semua ini kita lakukan untuk memaksimalkan hasil GA kita agar erning bisnis online kita bisa meningkat jika kita mau ngobrol seputar bisnis online

cara memasngan adsense di bawah judul posting sebenarnya tidak begitu sulit, dan kita ikuti saja langkah-langkahnya berikut ini
Seperti biasa kita log in ke akun blogger kita kemudian masuk ke tata letak edit html dan jangan lupa centang “Expand widget template”
kemudaian ctl F cari kode berikut ini, setelah ketemu kemudian pasang kode Google andsense anda di atas kode tersebut

<data:post.body/>

kurang lebih jadinya sepeti ini

KODE GA ANDA SEKALIAN ATAU KODE IKLAN ANDA

<data:post.body/>

akan tetapi jangan lupa untuk memparse kode GA anda, jika anda kesulitan untuk memparse kode ga anda bisa kalian kunjungi alamat ini http://centricle.com/tools/html-entities/ kemudian masukan kode GA anda sekalian di dalam kotak yang tersedia dan klik end code, dan kode yang dihasailkan letakan diatas post body yang tadi, selamat mencoba untuk meletaknan iklan di bawah judul posting semoga hasil GA anda bisa meningkat dengan peletakan GA yang menarik perhatian orang,



Selengkapnya >>>

Bikin Domain Sendiri Gratis


Jika anda menggunakan blogger sebagai mesin blog anda, maka alamat URL dari blog anda akan berakhiran ..blogspot.com. Namun, ada pilihan lain untuk menggunakan domain anda sendiri (tanpa blogspot) dengan tetap hosting di blogger yang powerful dan gratis. Inilah yang ditawarkan blogger, yakni Custom Domain, ialah domain kita sendiri pengganti domain blogspot.com untuk blog kita di blogger. bagaimana cara memanfaatkannya ?

Jika anda ingin menggunakan custom domain, hal pertama yang anda butuhkan pastinya mendaftar domain yang diinginkan (bisa berbayar maupun yang gratis). Dalam tutorial kali ini aku akan menggabungkan domain gratisan co.cc dengan hosting gratisan blogger. Jika anda tertarik, silakan baca selengkapnya.

1. Pastikan anda punya domain co.cc terlebih dahulu. Panduan lengkap membuat domain gratis di co.cc dapat dilihat di sini. (Catatan: untuk keperluan custom domain ini, setup yang harus anda lakukan bukan pada manage dns, melainkan pada zone records.
2. Pilih Zone Records.
3. Pada kolom Host isikan dengan domain yang baru saja kita buat.
4. Kolom TTL biarkan apa adanya.
5. Pada kolom Type, pilih CNAME.
6. Pada kolom Value isi dengan ghs.google.com
7. Klik tombol Setup.

Proses pada domain co.cc kita sudah selesai, saatnya mengatur proses di Blogger.

1. Login ke Blogger
2. Setting (Pengaturan) -> Publishing (publikasikan), pilih Custom Domain
3. Klik Beralih ke pengaturan lanjut.
4. Isi dengan www.domainkamu.co.cc
5. Isi verifikasi kata.
6. Klik Save Setting

Selamat, kita sudah punya blog di blogger tapi dengan domain yang lebih terlihat profesional.

catatan : alamat domain ada hanya berlaku 1 tahun sejak anda mendaftar di www.co.cc



Lihat juga :

Selasa, 29 Mei 2012

Agar Tak Salah Ambil Keputusan

Jangan terlalu banyak berasumsi negatif tentang berbagai hal karena secara tak langsung justru bisa mengganggu pikiran Anda mengambil keputusan.
Sebagai seorang pebisnis, Anda seringkali harus mengambil keputusan besar dan mampu memberi jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi. Selain mempertimbangkan dengan matang efek dari keputusan yang Anda buat,
menurut Dorie Clark, CEO Clark Strategic Communications dan penulis buku What's Next?: The Art of Reinventing Your Personal Brand, ada tiga hal yang harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan untuk kesuksesan bisnis Anda.

1. Belajar dari kasus nyata

Orang cenderung mempelajari segala sesuatu, dan menyelesaikannya dengan bantuan teori-teori yang dipelajari. Tidak salah sih, namun teori kadang tak relevan dengan kondisi yang dihadapi. Sebaiknya, belajarlah dari pengalaman atau kasus-kasus yang sebelumnya pernah terjadi, lalu pelajari setiap kemungkinan penyelesaiannya.
Michael Schrage, penulis buku Serious Play: How the World's Best Companies Simulate to Innovate, mengatakan, "Jangan belajar terlalu berlebihan, belajarlah secukupnya sehingga kita bisa membangun model bisnis yang nyata, berguna dan bermanfaat, serta belajar dari pengalaman untuk menyelesaikan permasalahan. Pengalaman ini akan membuat Anda belajar lebih jauh, bertarget, mengambil keputusan, serta menyelesaikan masalah dengan lebih relevan dari semua hal yang pernah Ada pelajari dari teori."

2. Jangan terlalu banyak berasumsi

Ketika menghadapi masalah, orang lalu kerap berasumsi mengenai penyebab dan keputusan yang akan diambil. "Ketika asumsi menjadi sebuah ideologi, biasanya bisnis Anda akan kacau. Lebih baik, atur diri agar tidak terlalu berasumsi, karena sebenarnya dengan berasumsi Anda tidak jujur pada diri sendiri," tukasnya.
Tanpa Anda sadari, asumsi mengarah pada hal-hal yang negatif. Ketika hal-hal negatif ini mulai ada di pikiran, secara tak langsung Anda akan terpengaruh saat mengambil keputusan, tanpa memperhitungkan risikonya. Berpikirlah jernih dan jangan terlalu banyak berasumsi negatif. (kompas.com)

3. Hadapi dengan jujur
Ketika menghadapi masalah yang cukup pelik, banyak pebisnis yang mencoba untuk mengingkari dan menganggap remeh masalah tersebut. Hindari sikap menganggap remeh suatu masalah, dan hindari juga sikap mengingkarinya. Kenali masalah Anda, dan hadapi dengan jujur. "Ini bukan hanya masalah kognisi dan kecerdasan, melainkan juga keberanian dan karakter, serta kemauan untuk melihat kebenaran," tukasnya.

Sumber : Forbes

5 Sebab Bisnis Gagal

Gagal dalam berbisnis memang momok menakutkan. Sering dikatakan bahwa lebih dari separuh bisnis baru, gagal di tahun pertama. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Menurut Small Business Association (SBA), hanya sekitar 30 persen dari bisnis baru yang gagal di dua tahun pertama, 50 persen di tahun kelima, dan 66 persen selama 10 tahun pertama. Hanya 25 persen yang berhasil meneruskan bisnis hingga 15 tahun ke atas.

Kita memang tidak bisa memprediksi sebuah bisnis akan berhasil atau gagal. Namun, kita bisa belajar dari kesalahan orang lain yang pernah mengalami kegagalan. Apa saja kesalahan mereka dalam berbisnis?

1. Tidak ada perencanaan.
Berkali-kali mendatangi seminar bisnis atau membaca profil pengusaha sukses seringkali membuat kita terdorong untuk segera memulai bisnis sendiri. Tak ada yang salah dengan semangat tersebut. Tapi hati-hati, menjalankan bisnis hanya bermodal semangat, salah-salah akan berujung pada kebangkrutan. Agar itu tidak terjadi, selalu dampingi semangat menggebu tersebut dengan perencanaan matang. Tentukan dulu visi, sasaran, dan arah bisnis yang akan Anda geluti. Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang bisnis tersebut, bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan menjadi konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya. Intinya, bila ingin usaha bertahan jangan memulai usaha sebelum Anda melakukan survei pasar.

2. Pemasaran yang lemah.

Di awal usaha, kita pasti tergoda untuk memproduksi sebanyak-banyaknya produk agar segera mencicip keuntungan berlipat. Tak salah memang, asal kita tahu bagaimana memasarkan produk tersebut. Jelilah memanfaatkan setiap celah untuk mempromosikan produk Anda. Tak perlu nekat memasang iklan di media massa bila modal Anda tak memungkinkan untuk itu. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti melalui media sosial atau mailing list. Tapi ingat, jangan melupakan netiket karena jika salah berpromosi, bukannya mendapatkan pembeli, promo produk Anda bisa dianggap spam.

3. Manajemen yang buruk.
Bukan berarti kita harus memiliki latar belakang manajemen atau akuntansi untuk menjadi pebisnis sukses. Kita bisa belajar membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi. Tak ada salahnya juga bila Anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja yang sudah dilakukan. Dengan pencatatan yang baik, kita bisa mengevaluasi, apakah bisnis yang sudah berjalan semakin dekat dengan keuntungan berlipat atau justru ancaman jurang kebangkrutan.

4. Pegawai tak terkendali.

Tak salah memang bila membayangkan bisnis yang akan Anda geluti mempekerjakan banyak pegawai. Tapi apakah Anda betul-betul membutuhkan pegawai di saat bisnis baru berjalan? Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dengan menjalankan sendiri bisnisnya. Mereka baru merekrut pegawai ketika bisnis sudah berkembang. Jangan buru-buru merekrut pegawai bila belum membutuhkannya. Sebaiknya, rekrut pegawai hanya ketika bisnis sudah berkembang pesat dan Anda sudah merumuskan job description bagi calon pegawai Anda. Tak perlu dalam jumlah banyak, cukup rekrut sesuai yang Anda butuhkan. Pastikan juga bahwa orang yang direkrut memenuhi kriteria.

5. Terlalu cepat menarik uang.
Siapa yang tak tergiur melihat rekening di bank membengkak akibat keuntungan bisnis yang berlipat? Hati-hati, konon banyak pengusaha pemula yang akhirnya gulung tikar hanya karena tidak tahan untuk tidak menghabiskan uang hasil keuntungan tersebut. Pisahkan rekening pribadi dengan rekening usaha agar tidak tergoda untuk menghabiskannya. Sebaiknya manfaatkan keuntungan tersebut untuk mengembangkan dan melakukan ekspansi bisnis.

(Deedee Moeis) Sumber : Kompas.com

Gurih Laba Usaha dari 'Tutut' Rebus

Jika Anda kebetulan melintas di Jalan Abdullah Bin Nuh, Taman Yasmin Bogor, Jawa Barat, sempatkan sejenak mampir dan membeli keong rebus yang dijual di sepanjang jalan itu. .

Keong rebus yang dijual itu adalah keong sawah yang rasanya hampir mirip dengan kerang laut. Masakan ini pas disantap bersama nasi putih hangat. Di masyarakat Sunda, keong sawah ini biasa disebut dengan tutut.

Terdapat sekitar 50 pedagang tutut rebus yang mangkal di sepanjang Jalan Abdullah Bin Nuh, Bogor. Selain memakai gerobak, banyak juga pedagang yang menggunakan mobil untuk menjajakan dagangannya

Setiap pedagang menyediakan kursi atau alas tikar bagi pembeli yang ingin makan di tempat. Namun, tidak sedikit pula pelanggan yang minta dibungkus untuk dibawa pulang.

Salah satu pedagang tutut rebus di daerah ini adalah Ade. Untuk memperkaya rasa, Ade menambahkan berbagai variasi bumbu, seperti original, rendang, asam manis, saus tiram, bumbu pedas, dan rasa kari.

Untuk tutut rebus rasa original dibanderol Rp 3.000 per porsi. Sedang keong rasa saus tiram dihargai Rp 5.000 per porsi. Dari berjualan tutut ini, Ade mengaku bisa menjual 30 kilogram (kg) sampai 50 kg tutur rebus per hari. “Laba bersih saya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari,” katanya.

Pedagang lainnya adalah Abdul Muhyi yang mengusung merek dagang Tutut Mang Oyeng. Dengan tiga gerobak dagang, ia bisa menjual tutut rebus sebanyak100 hingga 300 porsi per hari. " Pendapatan saya berkisar Rp 200.000, Rp 300.000, hingga Rp 400.000 per hari,” katanya.

Rezeki berjualan tutut rebus juga diperoleh Giyanto. Bedanya, ia menjajakan barang dagangannya di mobil. Dalam sehari ia bisa menjual 20 kilogram tutut rebus, dengan pendapatan berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari. "Tutut ini banyak yang mencari karena bagus buat kesehatan," ucapnya.

Bahan tutut biasanya dibeli dari pembudidaya keong sawah di Cianjur. Selain itu, ada juga yang membeli dari petani di Bogor.

Giyanto sendiri membeli dari Pasar Anyar Bogor. Namun belakangan, para pemburu tutut di pasar semakin banyak. “Kalau mau beli di pasar, sudah harus menunggu dari jam dua pagi,” katanya.(Eka Saputra/Kontan)

Sumber : Kompas.com

Punya Niat Berwirausaha? Lakukan 4 Hal Ini

Kenalilah dirimu
Sering menjumpai seseorang yang mengatakan, "Saya akan mencoba berwirausaha suatu saat nanti." Tetapi ketika ditanya di lain waktu, orang tersebut masih mengatakan "suatu saat nanti." 
"Takut gagal" kata itulah yang membuat orang tidak pernah mewujudkan niatnya tersebut.
Kebanyakan dari orang kerap dibayangi oleh kekhawatiran akan risiko ini itu. Pikiran orang bahwa usahanya akan gagal sering kali lebih besar ketimbang keinginannya untuk menjadi pengusaha. Menurut Forbes, kemampuan untuk mengambil risiko untuk berwirausaha, sangat sedikit hubungannya dengan kepribadian seseorang. Mengambil risiko untuk berwirausaha lebih besar hubungannya terhadap bagaimana kemampuan aksebilitas dan bagaimana dia mengenal pengalaman berwirausaha.
Mereka yang dapat membayangkan dirinya sedang menjalankan bisnis, dialah yang sering bisa mewujudkan niat wirausahanya. Sedangkan mereka yang selalu dibayangi kekhwatiran bahwa wirausaha adalah sebuah hal yang menakutkan, yang penuh risiko, akhirnya tidak pernah mewujudkan niatnya.
Berikut empat tips yang diharapkan bisa membantu mewujudkan niat wirausaha Anda:
Pertama, cari teman-teman baru. Salah satu cara terbaik untuk mempelajari wirausaha adalah dengan berteman dengan sejumlah pengusaha. Tidak musti berteman dengan pengusaha yang kaya, tetapi bertemanlah dengan pelaku usaha yang biasa di mana dia bekerja untuk dirinya sendiri. Mulai dengan bergaul dengan pengusaha yang dekat dengan tempat tinggal Anda. Itu bisa membantu menciptakan pemikiran, "Jika mereka bisa, maka saya juga."
Bertemulah dengan pelaku usaha dari berbagai industri. Semakin beragam gaya kewirausahaan yang ditemui, maka semakin kaya pengalaman kita.
Lantas bagaimana jika kita tidak kenal satu orang pun pengusaha? Mulailah bertanya dengan orang-orang untuk mengenalkan Anda ke sejumlah pengusaha. Bisa juga dengan mengikuti sebuah kelompok lewat LinkedIn atau Facebook. Cari teman pelaku usaha dari sana. Siapa tahu Anda bisa banyak bertemu pengusaha lewat jejaring sosial tersebut.
Kedua, pilih sejumlah pelaku usaha sebagai panutan. Pelaku usaha yang dijadikan contoh kiranya yang sudah terbukti kesuksesannya di dunia usaha. Mungkin kita tidak bisa berbincang dengan mereka secara dekat, tapi kita bisa melakukan analisa kesuksesannya. Kita bisa memilih sejumlah merek ataupun perusahaan yang kita sukai.
Lalu, coba telaah pemilik usahanya melalui banyak hal seperti situs perusahaannya dan profil pengusahanya di media atau artikel lainnya. Bahkan mungkin ada buku mengenai otobiografi pengusaha tersebut yang bisa kita baca. Pelajari kepribadiannya dan gaya kepemimpinannya yang telah sedemikian rupa membentuk mereka atau perusahaan yang dijalankannya.
Ketiga, coba senangi bisnis kecil sebagai seorang pelanggan. Selain berteman dengan pengusaha, penting juga untuk berhubungan dengan bisnisnya. Tidak perlu langsung berpikir sebuah bisnis besar. Coba lirik sebuah bisnis kecil atau bisnis yang baru saja dimulai yang Anda sukai.
Cari tahu pengalaman atau cerita pemilik usahanya. Apa yang mereka lakukan untuk menjadi berbeda. Lantas berpikirlah sebagai seorang konsumen karena dengan cara itu Anda bisa tahu apa yang menarik yang kiranya bisa diambil sebagai masukan untuk usaha Anda.
Keempat, melawan mitos berbicara bisnis. Maksudnya, sering kali calon pelaku usaha berpikir bahwa dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang mumpuni untuk memulai usaha. Padahal tidak perlu menjadi lulusan MBA untuk berwirausaha.
Apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan berbisnis? Coba berlangganan sebuah majalah bisnis dan baca sesuatu yang Anda suka. Melalui hal itu, Anda bisa melihat bagaimana seseorang mengembangkan bisnisnya ataupun bagaimana menangani suatu masalah dalam berbisnis.
Jika Anda telah mulai berteman dengan pelaku usaha, belajar banyak dengan membaca apa pun, berpikir lebih mengenai seperti apa menjadi seorang pengusaha, maka Anda akan tahu bahwa berbisnis tidak semenakutkan yang Anda pikir selama ini. Anda pun tidak perlu menunggu suatu waktu untuk menjadi wirausahawan, tapi sesegera mungkin.


Sumber : Forbes

Lepaskan Pikiran Negatif Ketika Ingin Membangun Bisnis

Hilangkan semua kata 'tidak bisa' dan 'tidak mampu' dalam kamus Anda. Yakinlah bahwa Anda bisa melakukan semuanya dengan baik dan positif.
Kaum perempuan, terutama kaum ibu, kadang memiliki ketakutan berlebihan ketika hendak membangun bisnis. Ketakutan pertama bisa jadi karena takut tak bisa membagi waktu antara bisnis dengan kewajiban rumah tangga. Ketakutan lainnya mungkin berasal dari masa lalu.

Kisah kebangkrutan keluarga dekat, atau sahabat, ternyata mampu mensugesti diri sendiri untuk memiliki ketakutan yang sama ketika akan memulai bisnis. Ada sebuah ketakutan tak berdasar yang membuat kaum perempuan yakin bahwa kebangkrutan itu juga akan terjadi kepadanya.

Pikiran-pikiran seperti inilah yang menghambat sesorang untuk memulai. Padahal, menurut Issa Kumalasari (coach, trainer, dan speaker professional yang sukses membangun bisnis di 3 negara), membangun bisnis belum tentu sesulit yang dibayangkan. Oleh karena itu, kaum perempuan diharapkan bisa melakukan langkah berikut, yakni :
1. Sembuhkan masa lalu
2. Putuskan untuk berkarya
3. Jadilah cahaya dunia

Issa mempraktekkan cara sederhana untuk menjauhkan diri dari pikiran-pikiran negatif, yakni dengan cara memejamkan mata. Tarik nafas perlahan lalu buang. Ulangi sampai tiga kali. Kemudian bayangkan Anda sedang meniup sebuah balon yang isinya adalah semua pikiran positif dan bayangan masa lalu.

Balon itu akan semakin besar, seiring pikiran dan bayangan masa lalu yang dikeluarkan sembari meniup balon. Lalu bayangkan balon tersebut diikat kuat, kemudian diterbangkan ke awan hingga tidak bisa terlihat lagi. Setelah balon lenyap, bayangkan sebuah cahaya masuk dari awan dan menembus tubuh Anda. Bayangkan Anda bermandikan cahaya dan Anda akan menjadi cahaya bagi dunia. Setelah merasa lega, buka mata Anda.

Latihan ini bisa diulangi kapanpun pikiran negatif muncul. Bahkan, latihan ini tak hanya bisa digunakan untuk berbisnis, tetapi juga dalam menjalin hubungan percintaan dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Pikiran negatif juga kadang menghampiri perempuan ketika memasuki pembahasan tentang investasi saham. Ketakutan paling besar disebabkan oleh kerugian besar-besaran yang akan terjadi jika salah mengambil langkah. Akibatnya, kaum perempuan memilih mundur dan mencari investasi aman di bank (deposito).

Padahal, investasi saham bisa menawarkan keuntungan sebesar 30 hingga 40 persen setiap tahun dan kemungkinan konsisten. Namun, angka ini akan tercapai jika perempuan mampu menguasai analisa teknikal.

"Semua bisa dipelajari dengan grafik. Kalau mengerti cara menganalisa grafik, maka Anda tidak akan pernah mengalami kerugian. Tentu saja hal ini harus dipelajari dan dilatih secara treus-menerus," ungkap Ellen May, penulis buku best seller tentang saham dan pembicara untuk mengedukasi dan memberikan pelatihan saham di berbagai kota. Ellen menyampaikan hal ini dalam talkshow Mompreneur menyambut Hari Kartini di CityWalk Sudirman, Jakarta, Sabtu (21/4/2012).

Jika mau belajar, maka perempuan juga bisa menjadi trader saham yang sukses seperti Ellen. Banyak belajar juga akan meningkatkan kemampuan untuk memilih saham, waktu yang tepat untuk menjual atau membeli, dan manajemen uang.

"Banyak orang yang serakah, sehingga yang didapat bukan keuntungan malah kerugian. Dalam invetasi saham ini orang harus bisa mengendalikan emosinya. Bahkan terkadang harus diam, mundur dulu, untuk melihat reaksi pasar, baru masuk lagi untuk memutuskan beli atau jual," jelas Ellen.

Pada dasarnya semua bidang bisnis memang bisa dipelajari. Hanya tinggal bagaimana keinginan kaum perempuan, terutama para ibu untuk mau mempelajarinya atau tidak. Selain itu, hambatan yang nantinya akan hadir ketika bisnis sudah dimulai, seharusnya tidak ditakutkan di awal, tetapi dihadapi dengan keyakinan.

Issa melakukan simulasi dengan pensil yang digenggam oleh kedua tanggannya. Ia memanggil salah seorang pengunjung untuk mematahkan pensil tersebut dengan hanya satu jari. Karena sang pengunjung fokus pada pensil, maka jarinya berhenti di pensil, sehingga pensil tak juga terbelah dua. Namun, setelah pengunjung itu menganggap pensil tersebut tidak ada, maka ia berhasil mematahkan pensil dengan jari telunjuknya.

Pensil tersebut diibaratkan sebagai hambatan yang akan menghalangi jalan pebisnis apabila dianggap sebagai penghalang. Jika pebisnis fokus kepada tujuan semula, maka hambatan tidak akan terasa sama sekali dan justru menjadi penyemangat untuk mewujudkan tujuan bisnis semula, yakni kesuksesan.

Sumber : Kompas.com

8 Kesalahan Saat Memulai Usaha

Bisnis kecil yang baru saja Anda buka membawa banyak harapan untuk meraih kesuksesan. Kata “kegagalan“ barangkali hanya terlintas sekali dua kali. Lagipula siapa, sih, yang mendambakan kegagalan? Padahal menghitung risiko kegagalan jauh lebih aman daripada tidak sama sekali. Hitung-hitung Anda mempunyai benteng pertahanan yang lebih kuat agar bisnis tak mundah runtuh.

Selain bersikap tak mau tahu tentang risiko kegagalan, apa saja, sih, yang membuat para wirausahawan gagal di bisnisnya? Berikut di antaranya.

Memulai dengan alasan keliru
Coba tanya diri sendiri, apa alasan Anda memulai bisnis sendiri? Menginginkan uang yang lebih banyak daripada penghasilan yang didapatkan saat ini? Waktu luang dengan keluarga yang lebih banyak ketimbang bekerja di perusahaan orang lain? Atau, Anda bosan diperintah? Jika Anda mengangguk pertanda setuju dengan alasan-alasan tadi, maka pikirkan kembali.

Anda mempunyai kesempatan yang lebih bagus untuk sukses di bisnis baru jika:
* Anda mempunyai passion atau kecintaan akan sesuatu yang Anda lakukan. Passion  ini akan menggiring Anda untuk memiliki kemauan tingkat tinggi, kesabaran, dan perilaku yang positif.
* Kesuksesan juga akan terjadi ketika Anda percaya bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan Anda memang mempunyai peluang di pasarnya. Tentunya keyakinan ini didasarkan pada riset yang dilakukan secara profesional, bukan asumsi belaka.
* Fit secara fisik dan mental, sehingga Anda siap menyambut tantangan apapun yang menghampiri di masa depan.
* Ketika Anda gagal, Anda tak lantas mengibarkan bendera putih. Anda justru mencari tahu di mana letak kesalahannya, dan berupaya memperbaikinya.
* Anda bisa mengambil keputusan di saat yang genting, termasuk mengenal usaha Anda luar. Jadi jika sewaktu-waktu staf yang dibutuhkan sedang berhalangan, Anda tak kehilangan kendali. Malah, Anda bisa mengambil alih.

Buruknya manajemen
Kegagalan berbisnis yang dialami para pemula biasanya disebabkan buruknya manajemen. Para wirausahawan yang masih hijau memang cenderung meraba-raba area manajemen bisnis. Sebut saja rencana bisnis, keuangan, pembelian, penjualan, produksi, hingga perekrutan karyawan. Padahal hal-hal ini sangat diperlukan untuk membangun sebuah usaha menjadi lebih matang. Pengetahuan tentang manajemen juga dibutuhkan untuk menghindarkan Anda dari penipuan.

Untuk mengejar ketinggalan ini, Anda memang harus belajar dari nol. Mengais ilmu dari berbagai pelatihan manajemen bisnis yang kredibel atau bertukar pendapat dengan teman yang sudah lebih dulu terjun ke dunia wirausaha, bisa Anda lakukan.

Hal lain yang harus Anda ingat adalah manajemen juga berarti mengatur diri sendiri menjadi pemimpin yang sukses. Ia harus bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga pegawainya pun semangat bekerja. Pemimpin juga diwajibkan mampu berpikir strategis, berani menghadapi perubahan, dan mencari peluang baru yang lebih menguntungkan.

Modal yang kuat

Kesalahan terfatal pada wirausahawan pemula adalah modal yang tidak mencukupi. Seorang pemilik perusahaan, meski kecil, harus bisa menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk memulai dan menghidupi usahanya, selama belum menghasilkan keuntungan yang terasa. Jadi, jangan dulu berkhayal akan mendapatkan keuntungan yang fantastis jika Anda baru memulai sebuah usaha.

Memilih lokasi
Kalimat bijak yang mengatakan bahwa lokasi menentukan prestasi memang benar adanya. Jika Anda mendirikan toko di lokasi yang strategis, meski banyak pesaing, namun setidaknya Anda masih bisa bertahan. Lain halnya dengan lokasi yang buruk, bisa-bisa mimpi menjadi wirausahawan gagal di awal jalan.

Nah, apa saja yang perlu diperhitungkan ketika memilih lokasi usaha?
* Pastikan pelanggan tak terhambat lalu lintas yang padat, mudah diakses, disertai area parkir, dan lampu jalan yang memadai.
* Pastikan kompetitor di sekeliling lokasi tak terlalu banyak sehingga peluang Anda masih terbuka lebar.
* Pastikan gedung atau ruangan yang disewa terjamin keamanannya.
* Carilah lokasi usaha yang memang mempunyai peluang pasar yang bagus. Anda bisa mengetahuinya dengan melakukan riset terhadap calon pelanggan yang berada di sana.

Kurang terencana
Semua orang yang sukses membangun usahanya dari nol pasti paham betul bahwa perencanaan matang dan kerja keras memegang peranan penting. Selain harus memperhitungkan segala kendala, perencanaan juga harus dibuat realistis, akurat, terkini, dan memperhitungkan target di masa depan.

Anda juga harus mencari tahu bagaimana cara mempromosikan barang atau jasa yang dijual perusahaan kecil Anda. Salah satu metode paling sederhana namun teruji adalah membuat business plan  yang tersusun rapi.

Buru-buru ekspansi
Suatu hari tanpa diduga, usaha melesat sukses dan Anda memutuskan untuk meningkatkan produksi barang. Di saat yang sama, Anda lupa memperhitungkan kemampuan produksi. Sehingga pada akhirnya Anda kewalahan dan kehilangan pelanggan setia. Jadi, jika memang belum mampu untuk melakukan ekspansi, bersabar saja dulu. Karena bagaimanapun perkembangan usaha yang lambat tapi fokus lebih baik daripada terburu-buru tanpa kepastian.

Absen di dunia maya
Zaman sekarang masih malas untuk mempunyai situs atau akun jejaring sosial usaha Anda? Rasanya Anda harus segera mengubah pemikiran sempit ini. Apalagi pengguna internet semakin banyak. Malah online shopping makin digemari karena kepraktisannya. Mala, posisikan situs dan akun jejaring sosial adalah toko Anda di dunia maya.Luangkan waktu dan sisihkan biaya untuk membuat situs usaha Anda yang representatif. Sehingga siapapun di belahan dunia ini bisa mengetahui produk yang Anda jual. Peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari situs yang dimiliki juga bukan isapan jempol semata. Iklan-iklan mungil di situs juga bisa memberi penghasilan yang tak sedikit bagi pemilik situs. Aktifkan juga jejaring sosial Anda dan sesuai fungsinya, gunakan untuk berinteraksi para anggota laman Anda. Jangan ragu untuk memperbanyak promosi produk Anda di dunia maya.

Mengenal kompetitor
Di tengah banyaknya pesaing, langkah-langkah berikut harus Anda lakukan agar tak tergerus kompetisi. Pertama, menjadi pembeli untuk mengetahui keinginan pembeli. Caranya mudah, intip saja “toko sebelah” yang merupakan pesaing Anda. Dengan melakukan ini, setidaknya Anda tahu bagaimana cara para pesaing memasarkan produknya, harga yang dipasang, melayani pelanggan, sampai trik promosinya. Bukan untuk ditiru, ya! Justru Anda harus mencari celah lain agar toko Anda berbeda dan lebih menarik meski barang jualannya sama. Eksekusi yang matang dan berkonsep sudah pasti membuat orang-orang lebih tertarik.

Berjualan tak cukup jalan di tempat. Sesekali cobalah ikuti bazar. Pilihlah bazar dengan lokasi strategis yang sudah pasti dikunjungi banyak pengunjung. Bazar juga tak hanya berjualan, di event ini Anda bisa mengumpulkan jaringan yang lebih kuat sembari (lagi-lagi) melihat bagaimana para pesaing berjualan. Bukan tak mungkin, Anda menjadi lebih termotivasi untuk melakukan gebrakan-gebrakan bisnis yang baru, kan? Selain itu, rajin-rajinlah mengadakan promosi untuk menggaet pelanggan baru dan menyenangkan pelanggan lama. Misalnya, cukup dengan mengunggah foto pelanggan memakai baju muslim dari toko Anda di situs jejaring sosial, Si Pelanggan mendapatkan voucher diskon.



Sumber : Kompas.com

5 Mitos Saat Memulai Usaha

Menjadi seorang pewirausaha saat ini sudah menjadi pilihan banyak orang, ketimbang menjadi karyawan. Kewirausahaan menawarkan manfaat yang besar bagi banyak orang, khususnya kaum perempuan, karena anggapan bisa bekerja sendiri di rumah, kebebasan dalam mengatur waktu, atau lebih cepat mendatangkan uang.

Meski kelihatannya mudah, namun berwirausaha tidak semudah yang dibayangkan. Karena dianggap mudah, tak jarang orang jadi terkesan menyepelekan prosesnya, dan akhirnya malah gagal. Bila Anda sudah bertekad untuk berbisnis dan mengendalikan sepenuhnya kegiatan operasional bisnis Anda, pahami dulu beberapa mitos tentang wirausaha agar tak kaget saat menjalaninya.
1. Bekerja dari rumah berarti lebih santai
Jika Anda berpikir bahwa menjadi wirausaha bisa membuat Anda bisa bekerja lebih santai, pikirkan lagi. Justru dalam banyak kasus, para pengusaha harus bekerja lebih lama dari pegawai kantoran. Hanya saja, ketika Anda bekerja untuk diri sendiri, Anda bisa mengontrol jadwal Anda sendiri. Ini berarti Anda lebih fleksibel untuk menjalankan pekerjaan di tengah hari atau justru di tengah malam sesuai dengan waktu produktif Anda.

Namun yang perlu diingat adalah, fleksibilitas juga berarti bahwa Anda harus bersaing dengan batas yang tak jelas antara waktu pribadi dan karier, terutama saat baru mulai berbisnis. Sebab, Anda harus mengurus semua aspek bisnis Anda sendiri. Pembagian waktu yang jelas dan disiplin antara waktu pribadi dan waktu kerja sangat dibutuhkan agar kedua hal ini berjalan seimbang. Yang penting, pastikan Anda melakukan semua hal untuk sesuatu yang Anda cintai.

2. Bisa terbebas dari bos
Jika Anda berpikir bahwa menjadi seorang wirausaha berarti bisa terbebas dari bos, pikirkan sekali lagi. Ketika bekerja sendiri, Anda justru memiliki "bos" yang lebih banyak lagi, yaitu klien atau pelanggan Anda. Ketika menjadi karyawan, Anda mungkin telah bekerja keras untuk menyenangkan bos Anda. Namun ketika menjadi pewirausaha, Anda harus bekerja lebih keras untuk membuat klien Anda senang dengan layanan Anda. Jika tidak mampu memenuhi kebutuhan klien, Anda akan kehilangan pelanggan. Meski begitu, keuntungan dengan bekerja sendiri adalah, Anda bisa bebas memilih orang-orang yang akan bekerja sama dengan Anda. Juga, menciptakan suasana atau kultur perusahaan sesuai keinginan Anda.

3. Bisa bekerja sekaligus mengasuh anak
Seorang ibu bekerja pasti tahu bahwa biaya untuk merawat dan membayar pengasuh anak tergolong cukup mahal. Banyak perempuan yang lantas berpikir untuk menjadi seorang wirausaha dengan harapan bisa sekaligus merawat anak dari rumah. Namun, Anda harus realistis dengan situasi yang Anda hadapi. Coba pikirkan situasinya, misalnya berapa banyak waktu yang bisa Anda dedikasikan untuk anak tanpa ada tekanan dari partner bisnis atau relasi Anda. Benarkah Anda betul-betul leluasa untuk membagi waktu antara mengasuh anak dan menjalankan bisnis?
4. Bisnis skala kecil untuk tahu tentang aspek hukum
Banyak pemilik bisnis kecil (UKM) berpikir bahwa bisnis mereka terlalu kecil untuk dikelola secara profesional, dengan membentuk struktur bisnis atau memenuhi aturan-aturan hukum lainnya. Namun, konsultan wirausaha menyarankan untuk tetap berpikir ke arah ini. Ketika Anda bergabung dalam wadah pengusaha kecil, misalnya, Anda akan membantu melindungi aset pribadi pemilik dari segala kewajiban perusahaan. Jika suatu saat bisnis Anda mengalami masalah atau pailit, aset pribadi Anda juga masih bisa dilindungi. Selain itu, bantuan dari lembaga pengusaha bisa membantu Anda mengatasi kesulitan yang mungkin dialami.

5. Perlu banyak uang untuk memulai usaha
Menjadi wirausaha mungkin bukan masalah besar untuk Anda yang punya banyak modal. Namun, ini tak berarti butuh banyak modal untuk berwirausaha. Investasi minimal juga bisa digunakan untuk memulai usaha dengan tambahan sedikit kreativitas. Sebagai contoh, bisnis di bidang jasa dinilai memerlukan biaya yang lebih rendah dibanding usaha lainnya. Namun, yang paling penting adalah menjadi realistis tentang kondisi keuangan Anda, dan yakin bahwa membangun bisnis yang sukses tak hanya didasarkan pada modal besar.



Sumber: GALTime